KAMMI Bandar Lampung adakan diskusi membahas penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Bandar Lampung
Diskusi dihadiri oleh Direktur Eksekutif WALHI Lampung Irfan Tri Musri dan Ketua Tim Pengembangan Kampus Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan (TPKBBL) UIN Raden Intan Dr Eko Kuswanto MSi.
Diskusi berlangsung di Elbiruni Cafe Bandar Lampung, Kamis (12/9).
Ketua KAMMI Bandar Lampung, Roy Renaldi mengatakan, RTH publik yang baru 11 persen dari idealnya 20 persen di Bandar Lampung perlu didorong untuk mengantisipasi memburuknya kondisi lingkungan kota.
"RTH Kota Bandar Lampung yang baru 11 persen ini masih jauh dari ideal. Tentu ini harus kita kawal dan dorong terus sampai RTH publik mencapai 20 persen," ujar Roy di sela-sela sambutannya membuka acara diskusi.
Direktur Eksekutif WALHI Lampung Irfan Tri Musri mengatakan, pembangunan infrastruktur yang terus berjalan di Bandar Lampung harusnya seimbang dengan pembangunan RTH.
"Pembangunan infrastruktur seperti fly over dan underpass dan sebagainya harus diimbangi dengan membangun RTH," kata Irfan.
"Caranya bisa sama, seperti halnya membangun infrastruktur yang lain. Ambil pinjaman misalnya," tambahnya.
Selain itu, lanjut dia, Pemerintah sebaiknya membatasi masuknya investasi-investasi yang berdampak mengurangi RTH.
Menurut Ketua Tim Pengembangan Kampus Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan (TPKBBL) UIN Raden Intan Dr Eko Kuswanto MSi, untuk memenuhi kebutuhan RTH bisa disebar secara merata di setiap kelurahan.
"Masing-masing kelurahan 20% sehingga terpenuhi pula RTH kota Bandar Lampung," kata Eko yang juga menjabat Kaprodi Biologi UIN Raden Intan.
"Kalau dijadikan satu titik itu sulit. Kalau disebar di setiap kelurahan, jadi bisa dinikmati oleh semua masyarakat juga RTH itu," tambahnya.
"Kita harus bahu membahu, tidak hanya Pemerintah Kota. Individu, pengembang perumahan, perusahaan, semua harus peduli dan terlibat dalam penyedian RTH dimulai dari lingkup kecil," jelas Irfan.
Posting Komentar