Kawan, aku tetap disini meski kau kini disitu. Seberapa kalipun engkau ingin ajak aku kesitu, aku akan tetap disini.
Aku memilih membersamai orang-orang yang seperti Ibnu Umi Makhtum saat Rasul bermuka masam dan berpaling darinya.
Siapakah Ibnu Umi makhtum itu? Dia hanyalah orang buta, lugu dan jujur yang tulus meminta pengajaran dan ingin mensucikan dirinya.
Dia orang papa, sederhana dan tak punya pengaruh apa-apa. Dia _undercapasity_ dibanding pentolan-pentolan Quraisy yang Rasul hadapi waktu itu.
Dia tak punya pengaruh, tak punya jabatan, dan tak pandai beretorika. Dia hanya orang tulus yang ingin bersama dakwah untuk mensucikan dirinya.
Kawan, aku bukanlah orang soleh dan bersih, tapi aku berusaha untuk selalu mensucikan diri. Maka aku mencari orang-orang seperti Ibnu Umi Makhtum ini.
Orang yang tulus tanpa ambisi, orang yang tak bernarasi tinggi namun kejujuran dan keberpihakannya pada dakwah aku kagumi.
Dia _patuh dan taat pada perintah_ Rasul untuk hadir ke Masjid shalat berjamaah meski kesusahan dia alami karena kebutaannya.
Kawan, Ibnu Umi Makhtum nampak seperti bukan siapa-siapa dan tak bisa diharapkan perannya, karena dia seorang buta seolah tak tau apa-apa, bersahaja dan biasa saja. Tapi Allah lebih mengutamakan dia dan menegur Rasul-Nya.
Maka aku lebih memilih orang-orang sepertinya.
Aku temukan banyak orang-orang disini seperti dia. Baik yang di kota maupun yang didesa-desa. Jujur dan tulus dalam beramal, taat dan patuh pada pimpinan, selalu berusaha mensucikan diri, dan rela berkorban meski dalam keterbatasan.
Aku melihat orang-orang disini beramal di siang dan malam hari dengan hanya mengharap janji yang benar dan pasti dari Ilahi.
Kawan, aku tetap disini meski kau kini disitu.
Aku lebih memilih seperti _Al-Hawariyun_yang setia kepada Isa a.s. saat orang-orang lain membangkang dan membuat makar terhadapnya.
Aku lebih memilih seperti orang-orang yang setia kepada Harun a.s. saat Musa a.s. pergi mengambil kitab di bukit Tursina. Saat sebagian dari mereka terkecoh dan kagum pada narasi Samiri yang menyebabkan mereka membangkang dan keluar dari ketaatan kepada Musa.
Kawan, adakah engkau dapati orang-orang disisimu setia dan tulus? Tunduk dan patuh pada pimpinanmu? Ataukah orang-orang yang bebas mengamalkan apa saja yang ada di alam fikirannya?
Kawan, kalaulah zaman berulang dan aku dapati Ali dan Muawiyah _rhadiyaAllahu'anhum_ sedang berseteru. Aku ingin menjadi orang yang tulus bersama Ali r.a.
Meski ia kalah strategi karena setia pada kejujuran dan jiwa kesatrianya. Namun yang kutahu hanya sampai pada dia dan anaknyalah sebutan _khulafaurrasyidin_ menutup zamannya. Aku takkan kecewa.
Muawiyah r.a. dan orang-orangnya memang perwira, pandai berargumen dan bernarasi pada zamannya, tapi dinastinya banyak diliputi dengan konflik perebutan diantara mereka.
Orang-orang yang tulus bersama Ali r.a. memiliki keutamaan, begitu juga orang - orang yang tulus bersama Muawiyah r.a. punya keutamaan pula.
_Radhiyallahu'anhmum jami'an_ semoga keridhaan Allah meliputi mereka semua.
Namun ada segolongan orang dan tokoh diantara dua kelompok ini yang menyebar fitnah, penuh ambisi dan kebencian, serta ingin menghancurkan dakwah islam dari dalam, siapakah mereka? Merekalah _Alhawarij_ yang juga dikenal dengan _Ahlul quro_. Mereka inilah yang menyebabkan fitnah dan memicu konflik antara Ali dan Muawiyah, merekalah yang mengkerdilkan dakwah dan menghancurkannya dari dalam.
Kemudian Ali r.a. membersihkan mereka dan memerangi mereka. Karena merekalah kelompok yang berbahaya bagi dakwah Islam.
Kawan, aku tak tahu adakah _Ahlul quro_ disini dan aku juga tak tau _Ahlul Quro_ disitu. Yang kutahu disini kutemukan orang-orang yang tulus dalam beramal, tunduk patuh pada aturan, orang-orang yang tidak membangkang.
Kawan, aku akan senantiasa berbaik sangka padamu selama engkau tulus dengan dakwahmu disitu dan tidak menyakiti kami disini karena nafsumu.
Karena orang - orang yang tulus bersama Ali dan Muawiyahpun berjuang tanpa ego dan nafsu.
Disiang hari mereka adalah orang-orang yang paling gigih berjuang sedang dimalam hari mereka saling berangkulan, tolong menolong dan berkasih sayang meski mereka berbeda pilihan.
Tidak seperti _Ahlul quro_ yang menebar kebencian dan adu domba disepanjang siang dan malam. Karena yang mereka inginkan adalah menenggelamkan kapal dakwah dan menghancurkannya dari realitas kehidupan.
Kawan, hati-hatilah dengan _Ahlul Quro_ yang meyesatkan jalan. Temuilah orang-orang yang benar, tulus dan ikhlas dalam berjuang.
Jika engkau ingin kembali bersamaku, aku tetap menunggumu di sini. Jika kelak engkau ada disurga nanti dan tak kau temukan aku disana, tolong cari aku dan selamatkan aku dari panasnya api neraka.
Beni Sumarlin
(Relawan Literasi)
إرسال تعليق