Mahasiswa Harus Potong Tangan



Mahasiswa yang disebut sebagai kaum intelektual, yang menjadi harapan masa depan bangsa, yang mampu menjadi barisan terdepan ketika melawan kebijakan pemerintah yang tidak pro-rakyat, yang kepalan tangannya seakan mampu mencengkeram dunia, ternyata masih mempunyai sisi kelemahan. Mahasiswa juga manusia.

Kebanyakan mahasiswa sibuk dengan berbagai aktivitasnya, tapi mereka tak pernah berpikir untuk mencoba menjadi mahasiswa yang mandiri secara financial, minimal bayar SPP dengan hasil keringat sendiri.

Akhir bulan menjadi saat-saat yang mencekik dan awal bulan menjadi saat yang dinanti-nanti. Itulah rutinitas bulanan dari kebanyakan mahasiswa saat ini. Ini adalah akibat dari kebiasaan bergantung dari kantung orang tua. Mahasiswa menjadi seperti PNS yang menanti tanggal muda untuk menerima gaji.

Ya, mungkin memang sulit untuk merubah kebiasaan yang kita dapatkan sejak masih berada di Taman Kanak-Kanak sampai pada bangku SMA yang setiap hari hanya tinggal menadahkan tangan untuk mendapatkan beberapa rupiah dari orang tua. Namun kenapa tidak kita mencoba untuk mandiri, walaupun orang tua kita mampu. Bukankah akan lebih membanggakan orang tua bahkan diri kita sendiri pun tentunya akan merasa bangga.

Berwira usaha, menjadi guru privat, atau pun yang lainnya bukanlah suatu hal yang sulit untuk bisa dilakukan oleh seorang mahasiswa. Ini juga tentunya akan membantu pemerintah mengurangi pengangguran yang sudah banyak menumpuk di negeri tercinta ini. Sungguh mulia, bukan? Ya, ternyata ini juga menjadi bentuk kepedulian kita terhadap bangsa.

Kesimpulannya, mahasiswa harus potong tangan. Potonglah tangan yang terbiasa menadah itu. Artinya, jadilah mahasiswa mandiri. Gunakanlah tangan yang kuat untuk senantiasa bekerja dan beramal. Hidup Mahasiswa Mandiri!


Abu Azhar
(Aktivis Mahasiswa)

Post a Comment

أحدث أقدم