“Indonesia mandiri, bebas dari hutang-hutang, adil, makmur, sejahtera…” Itu lah yang tentunya menjadi angan-angan, harapan, bahkan cita-cita kita bersama sebagai rakyat Indonesia yang peduli dan sadar akan keterpurukan yang sedang melanda bangsa ini.
Tentunya masih melekat dalam ingatan kita semua materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang kita pelajari di bangku Sekolah Dasar (SD) yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang dilintasi garis khatulistiwa, negara tropis yang dianugerahka kekayaan alam yang melimpah ruah oleh Yang Maha Kuasa. Bahkan syair sebuah lagu mengatakan ”orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman…”. Benarkah itu semua?
Pada dasarnya memang seperti itu, Indonesia adalah Negara yang sangat kaya. Namun mengapa sekarang kita masih menjadi Negara yang belum juga bisa untuk mandiri. Inilah PR besar kita bersama. Ada lima hal yang perlu kita kuatkan dalam rangka menuju bangsa yang mandiri.
Yang pertama adalah sektor pertanian. Fakta di lapangan saat ini, Indonesia justru mengimpor beras, buah-buahan, dan berbagai hasil bumi lainnya. Padahal jelas Indonesia memiliki semua itu, bahkan mungkin melebihi kekayaan dari Negara eksportir tersebut. Lagi-lagi yang menjadi pertanyaan “mengapa…mengapa…dan mengapa…?
Yang kedua adalah sektor pendidikan. Sekarang mungkin sudah banyak petani di desa-desa yang mapan bahkan lebih pendapatannya. Namun sifat pragmatis masih sangat melekat pada diri mereka. Kebanyakan mereka hanya berfikir bagaimana hari ini bisa makan dan bertahan hidup. Sampai-sampai mereka berfikir bahwa cukuplah keturunan mereka melanjutkan profesi mereka sebagai petani di desa, menggarap tanah yang luasnya berhektar-hektar itu. Mereka tidak berfikir untuk bagaimana anak dan cucu mereka bisa mengenyam pendidikan yang tinggi. Bukan karena tidak mampu, tapi memang kebiasaan hidup yang sulit untuk dirubah.
Yang ketiga adalah sektor ekonomi. Sumber pendapatan terbesar bagi bangsa Indonesia seharusnya adalah hasil bumi. Karena memang itulah kodrat bangsa ini. Namun pengelolaan yang kurang baik menyebabkan semua itu seolah tidak ada harganya. Betapa banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang mengelola hasil bumi di Indonesia ini justru dikuasai oleh para pengusaha-pengusaha asing yang sangat tidak memberi keuntungan untuk bangsa kita sendiri.
Yang keempat adalah kebudayaan/tradisi. Ini yang sekarang tidak dimiliki oleh bangsa Indonesia. Kebanyakan masyarakat Indonesia justru lebih bangga dengan kebudayaan yang datangnya dari luar dan malu dengan kebudayaan sendiri. Ini lah yang juga menyebabkan Indonesia sulit untuk menjadi bangsa yang mandiri, Indonesia tidak memiliki identitas diri yang berkarakter.
Yang kelima adalah dari sisi spiritual. Ini lah yang menjadi inti dari semuanya. Akhlak/ sikap yang baik dibangun dari sisi ini. Seberhasil apa pun suatu bangsa mengembangkan setiap sektor pendukung pembangunan dan kemandirian bangsanya, tidak akan bertahan lama tanpa adanya kekuatan spiritual ini. Karena pada hakekatnya semua yang ada di dunia ini diciptakan oleh Sang Pencipta dan akan kembali kepada-Nya juga.
Dari itu semua, yang terpenting adalah kesadaran dari setiap individu bangsa ini. Tentunya budaya malu, mental yang kuat, dan kesiapan untuk berkompetisi dalam kebaikan juga menjadi hal yang tidak bisa kita lepaskan untuk menuju kemandirian bangsa ini.
(Aktivis Mahasiswa)
إرسال تعليق