Pengurus Komisariat (PK) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) IAIN Metro mengadakan diskusi bertemakan perlukah ibu kota pindah? di Taman Kihajar Dewantara Kota Metro, Jum'at (13/09) sore.
Diskusi ini dibuat sebagai bentuk respon mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah memindahkan ibu kota negara.
Dani Alfianto, Kepala Bidang Kebijakan Publik PK KAMMI IAIN Metro menuturkan tujuan diadakan acara ini sebagai bentuk kepedulian KAMMI.
"KAMMI sebagai salah satu agen perubahan harus mengambil peran untuk mengawal setiap kebijakan pemerintah karna akan berdampak kepada masyarakat Indonesia kedepanny," katanya.
Agam Anantama, selaku Panelis dalam acara ini mempertanyakan kebijakan pemerintah soal pemindahan ibu kota negara.
"Kebijakan ini apakah merupakan aspirasi rakyat atau aspirasi elit politik yang mencari keuntungan atas kebijakan pindah ibukota?," ungkap Agam.
"Pada kenyataannya pemerintah tidak menerapkan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. kebijakan ini diambil tidak sesuai kenginan rakyat," tegasnya.
Agam menambahkan, dengan dipindahkannya ibukota ke Kalimantan maka akan banyak perusahaan-perusahaan asing yang akan pindah kesana karna ibukota sebagai pusat bisnis.
Ia mengatakan dalam film sexi killer juga menceritakan tentang keadaan kalimantan yang terdapat lubang bekas tambang yang tidak ditutup kembali atau direklamasi, akankan dengan pindah ibukota lubang-lubang itu akan ditutup atau akan dijadikan tempat rekreasi.
Rio Fadhila, salah satu peserta diskusi mengatakan, kegiatan seperti ini juga harus sering diadakan sebagai salah satu bentuk respon mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah.
إرسال تعليق