Di tengah kondisi kabut asap seperti
ini, rupanya banyak warga Kota Palembang yang menyewa kamar hotel. Hal
ini dilihat dari tingkat keterisian kamar yang meningkat saat kabut asap
melanda sejak pagi hingga sore.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran
Indonesia Sumatera Selatan, Herlan Aspiudin mengatakan, hunian hotel
umumnya tidak terganggu adanya kabut asap ini.
“Justru beberapa hotel mencatat ada
traffic kenaikan tingkat hunian, karena banyak orang yang memilih
menginap dan bersantai di kamar hotel,” ujarnya, Kamis (17/10/2019).
Saat ini dikatakan Herlan, tingkat
hunian kamar secara rata-rata berkisar 60 hingga 70 persen. “Ada yang
mencapai 90 persen, salah satu faktornya banyak warga menginap di hotel,
diperkirakan karena di rumah asap masih masuk,” katanya.
Ia
menambahkan, biasanya okupansi hotel akan turun seiring dengan
terganggunya aktivitas penerbangan. Namun, sejauh ini aktivitas Bandara
Sultan Mahmud Badaruddin II baru sebatas delay dan belum ada pembatalan
penerbangan.
“Pantauan kami, saat ini warga
Palembang mulai mengurangi aktivitas di luar ruangan, salah satunya
terlihat dari masih stabilnya penggunaan ruangan meeting,” ungkapnya.
Kendati membawa dampak positif bagi
perhotelan, pihaknya berharap agar bencana ini cepat usai dan hujan
segera turun agar aktivitas kembali normal. “Bagaimana pun ini bencana,
semua yang terkena dampak berharap tidak ada lagi kebakaran hutan hingga
berdampak kabut asap,” ujar Herlan.
Sementara itu, saat ini kondisi kabut
asap masih cukup pekat, pantauan di aplikasi info BMKG, pukul 06.00 WIB,
hari ini Rabu (16/10), konsentrasi partikulat (PM10) menunjukkan pada
titik membahayakan yakni mencapai 451 μg/m3.
Asap pekat ini terus bergerak naik
hingga pukul 09.00 WIB yakni mencapai 506 μg/m3. Menjelang siang,
kondisi kabut asap kemudian bergerak turun. Informasi terakhir, pada
pukul 10.00 WIB mencapai 417 μg/m3.
Sumber Inten.news
إرسال تعليق