MENIKAMATI KEDATANGAN KEPALA NEGARA

 


Oleh: Hasbullah (Dosen UMPRI/Founder Tadarus Kehidupan)

 

Tepatnya pada hari Kamis, 2 September 2021 Provinsi Lampung dengan berbagai agenda dan kegiatan yang sudah dijadwalkan . Kedatangan Presiden Ir. Joko Widodo kenegeri Sang Bumi Ruwai Jurai (Satu Daerah ditempati oleh Masyarakat Adat, Komunitas pencinta tradisi budaya yaitu Saibatin dan Pepadun), merupakan sebuah kebanggaan disebagian orang namun juga dipadangan biasa saja oleh sebagaian orang. 


Bangga karena kedatagan orang nomor satu di Indonesia, yang tidak semua daerah dikunjungi. Biasa aja karena Presiden manusia biasa, serta ada pandangan kedatangan presiden banyak mencatat sejarah. Pademi Covid 19 belum usai ceritanya, Tenaga Kerja Asing (TKA) China berdatanga di musim PPKM, ada kepala daerah korupsi dan lebih lagi berita Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dibubarkan. Maka perselihan tanggapan tehadap kehadiran Presiden tidak perlu di perdebatkan, karena dalam negara Demokrasi wajar dan biasa perbedaan itu. Bukankan kita sudah di fahamkan tentang Bhineka Tungg Ika (berbeda tetap satu juga) Indonesia. 


Kedatangan Presiden dengan rombongan sudah tersebar dengan cepat di media sosial. Baik dimedia facebook dan stutus WhatsApp mulai  dari turun pesawat terbang kebanggaan Rakyat Indonesia yang berubah warna (Berani dan Suci). Bahkan jauh-jauh hari sudah ada mencari info pemberitaan tersebut, dicari oleh seorang yang jauh di kampung dengan harapan bisa melihat Presiden Ir. Joko Widodo. 


Ini ceriminan bahwa kedatang seorang pemimpin itu sangat dinantikan oleh rakyat. Bukan hanya sekedar ingin melihat sosok presiden secara langsung. Namun setidaknya dapat menghibur kegusaran hati  seorang rakyat. Kedatangan Presiden juga dapat memberikan jawaban atas masalah yang terjadi di negeri  ini. 


Kehadiran kepala Negara di  Bumi Jejama Secancanan (Pringsewu), telah menyita perhatian dalam penyambutannya. Mulai dari kalangan tua, muda bahkan anak-anak kecilpun turut hadir dipinggir jalan menantikan kedatangan seorang Presiden. Semua dengan ikhlas dan bersuka ria menjadi tim hore untuk menyenang hati seorang pemimpin Negara. Bahwa rakyat masih ada di belakangan, mendukung program yang  baru saja diresmikan. 


Penyambutan rakyat terhadap pemimpinnya sebuah bentuk kewajaran dan keharusan. Hal ini adalah bentuk penghargaan dan penghormatan atas perjuangan diri menjadi seorang Presiden. Tentunya keadaan hari ini, baik itu kebahagiaan maupun penderitaan semua karena kebijakan seorang pemimpin Negara.  Kebahagiaan lahir dari kebijakan membela rakyat, ada penderitaan karena kebijakan menghacurkan rakyat. 


Kita fahami untuk menjadi seorang presiden tentunya, telah melalui jalan panjang. Menghabiskan banyak energi dan juga amunisi. Dengan kayaknya strategi dan terhimpunan jaringan dimaksimalkan untuk meraup suara. Semua jalan untuk mendapatkannya pun sangat berliku dan banyak tikungan tajam. Mulai dari tikungan yang dapat dinikmati, karena benar menjalankan rodanya serta sesuai yang diinginkan. Maupun tikungan yang harus siasati karena terganjal  dan ada yang mengganjal rodanya. 



Banyak hal yang dilakukan untuk menyambut kedatangan seorang pemimpin Negara. Dilakukan jauh sebulum sang presiden datang, bisa di bayangkan begitu penting kedatang pemimpin yang secara subtansi merupakan pelayan rakyat. Tapi apalah hendak di kata semua sudah diatur dalam oleh Standar Operasional Prosedur (SOP) atau sering juga disebut dengan Prosuder Tetap (Protap), yang ini kadang mengganggu komunikasi dan koordinasi. Bahkan perlakuannya melebihi seorang anak yang memperlakukan orang tua bahkan tuhannya. 


Ini kenikmatan yang menjadi salah arti bahkan menjadi awal dari masalah dalam menempatkan Presiden juga adalah seorang manusia. Jabatan Presiden itu adalah amanah yang tidak hakiki dalam mendudukinya, akan terputus dengan masa jabatan atau terputus karena batas usia yang telah ditentukan oleh Tuhan. 


Melupakan Segalanya 

Kehadiran presiden meninggalkan banyak cerita bagi kita semua. Dengan teriakan pak presiden, pak Jokowi akhirnya selfi bahkan lupa bahwa waktu dan keadaan dalam kekuasaan pademi covid-19. Semua seolah tidak ada musibah, sirine beberapa hari yang lalu membawa peti jenazah dilupa. 


Penggunaan masker, menghidari kerumunan dan jaga jarak dilupakan. Yang mana kebijakan itu semua diketahui oleh seorang kepala negara. Ini sangat di sayangkan, semestinya pemandangan ini tidak harus terjadi. Karena nageri ini belum usai menangisi, dari kematian para pejuang melawan pendemi. Kunjungan dan pertemuan dengan presiden melupakan segalanya. Hal iya tetap harus dinikmati. 


Lalu lintas rombongan yang menghadirkan kemajetanpun di lupakan. Mengendarai kendaraan di batas kecepatan dengan tanpa batas dapat terlihat langsung. Barisan mobil mewah dan bermerk milik rakyat, indah dilihat namu lupa dalam makna. Rakyat hanya bisa melihat dan menelan ludah. 


Namun, itu semua harus disadari sebagai usaha memperjuangkan kesejahteraan dan keadilan rakyat. Mobil Sedan dengam plat merah Indonesia, berkibar benderah merah putih terlihat jelas. Itupun dapat kita nikmati, dan berkata saya Presiden bukan yang di depan apalagi dibelakang. Itipun milik rayat, namun di lupa. 


Bisa kita bayangkan begitu pentingnya kedatangan presiden kesuatu daerah. Mulai dari persiapan sampai pada pelaksanaan. Jalan yang dikosongkan, rekayasa lalu lintas, lubang jalan yang ditutup, sirene mobil tiap waktu terdengar lalu langan. Semua dilakukan agar kedatangan kepala negara bisa dinikmati dengan baik. 


Akhirnya, kita berdoa semoga kedatangan presiden berserta rombongan meninggalkan kebaikan. Bukan saja kebaikan Bedungan yang telah diresmikan dan juga program vaksinasi. Melainkan kebaikan jiwa rakyat dan pimpinannya terhadap nilai-nilai kebangsaan dan kenegaraan. Hingga terwujud negera Indonesia menjadi negeri adil makmur yang di ridhai Allah SWT. 

Post a Comment

أحدث أقدم